A.
JENIS-JENIS KOLOID
1. Aerosol
Sistem
koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas disebut
aerosol. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat disebut aerosol padat, jika
zat yang terdispersi berupa zat cair disebut aerosol cair. Aerosol padat contohnya:
asap dan debu di udara, aerosol cair contohnya: kabut dan awan.
Gambar 1. Kabut |
Sistem koloid dari partikel
padat atau cair yang terdispersi dalm gas disebut aerosol. Jika zat yang
terdispersi berupa zat padat, disebut aerosol padat; jika zat yang terdispersi
berupa zat cair, disebut aerosol cair. Dewasa ini banyak produk dibuat dalam
bentuk aerosol, seperti semprot rambut (hair
spray), semprot obat nyamuk, parfum, cat semprot, dan lain-lain.
Gambar 2. Cat semprot |
Sistem koloid dari partikel
padat yang terdispersi dalam zat cair disebut sol. Koloid jenis sol banyak
ditemui dalam kehidupan sehari-hari contohnya: sol sabun, sol detergen, sol
kanji, tinta tulis, air sungai berlumpur dan cat.
Gambar 3. Sol emas |
3. Emulsi
Sistem
koloid dari cair yang terdispersi dalam zat cair lain disebut emulsi. Syarat
terjadinya emulsi adalah kedua jenis zat cair itu tidak saling melarutkan. Emulsi
dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu emulsi minyak dalam air atau emulsi
air dalam minyak. Contoh emulsi minyak dalam air adalah santan, susu, dan
lateks. Contoh emulsi air dalam minyak adalah minyak ikan, minyak bumi. Emulsi
terbentuk karena adanya pengemulsi (emulgator). Contohnya adalah kasein dalam
susu dan kuning telur dalam mayonise,
kasein dalam susu.
Gambar 4. Susu |
Sistem
koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih. Seperti halnya
dengan emulsi, untuk menstabilkan buih diperlukan zat pembuih, misalnya sabun,
deterjen, dan protein. Buih dapat dibuat dengan mengalirkan suatu gas ke dalam
zat cair yang mengandung pembuih. Buih digunakan pada berbagai proses, misalnya
buih sabun pada pengolahan bijih logam, pada alat pemadam kebakaran, dan
lain-lain. Adakalanya buih tidak dikehendaki. Zat-zat yang dapat memecah atau
mencegah buih,antara lain eter, isoamil alkohol, dan lain-lain.
Gambar 5. Buih sabun |
4. Gel
Koloid
yang setengah kaku (antara padat dan cair) disebut gel. Contoh: agar-agar, lem
kanji, selai, gelatin, gel sabun, dan gel silika. Gel dapat dibentuk dari suatu
sol yang zat terdispersinysa mengadsorbsi medium dispersinya sehingga terjadi
koloid yang agak padat.
Berdasarkan
sifat keelastisitasnya, gel dapat dibagi menjadi:
- Gel elastis yaitu dapat berubah bentuk jika diberi gaya dan kembali ke bentuk awal jika gaya ditiadakan. Contoh adalah sabun dan gelatin.
- Gel non-elastis artinya tidak berubah jika diberi gaya. Contoh adalah gel silika.
Untuk
mereview yang sudah dipelajari dan untuk memudahkan mengingatnya saksikan video
berikut !
Sumber
: https://www.youtube.com/watch?v=CIYqrTfpOxs
0 komentar:
Posting Komentar